Allah SWT menegaskan dalam firman-Nya, Katakanlah (Muhammad),
‘Seandainya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, maka pasti habislah lautan itu sebelum selesai (penulisan) kalimat-kalimat Tuhanku,
meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula)
(Al-Kahfi:109).

Sunday 8 September 2013

Pemuda Pencari Tepi Dunia



Lelaki Tangier yang dikenal dengan sebutan Ibnu Battuta ini adalah penjelajah terbesar yang dimiliki peradaban Islam. Pengembaraannya ke berbagai penjuru dunia bermula dari ibadah haji.


Dia adalah salah satu pengembara hebat sepanjang sejarah. Dalam pengembaraan tiada henti sepanjang 29 tahun, Ibnu Battuta telah melintasi dua benua dan 44 negara. Ia menempuh jarak 75.000 mil (120.000 kilometer), tiga kali lebih panjang dari jarak yang ditempuh Marco Polo.

Ibnu Battuta adalah penjelajah yang luar biasa. Perjalanan yang ditempuhnya meliputi Spanyol, Rusia, Anatolia (Turki), Persia, India, Cina, dan sejumlah negara Muslim lainnya. Kelebihannya, dia selalu mendeskripsikan kondisi spiritual, politik, dan sosial dari setiap negeri yang disinggahinya. Ibnu Battuta juga berhasil merekam wajah peradaban Timur Tengah pada abad pertengahan.

Sebagai sosok yang memahami dan menguasai Sastra Arab, Ibnu Battuta dapat mengilustrasikan dengan indah kota-kota yang dikunjunginya. Deskripsinya tentang Kota Kairo pada tahun 1326, misalnya, sangat memikat dan puitis. “Aku bertamu di Kairo, ibunda dari kota-kota dan kursi Fir’aun sang tirani, sang nyonya pemilik wilayah luas nan subur. Bangunan-bangunan tak ada batasnya, tak tertandingi akan kecantikan dan keanggunannya. Tempat bertemunya para pendatang dan yang pulang, tempat perhentian yang lemah dan kuat, di mana berbondong-bondong manusia menyerbu laiknya gelombang laut, dan semuanya tertampung dalam ukuran dan kapasitasnya.”

Seluruh kisah perjalanan dan pengembaraannya, dituturkan kembali oleh Ibnu Battuta dan ditulis oleh Ibnu Jauzi, juru tulis Sultan Maroko, Abu Enan. Karya itu diberi judul Tuhfah al-Nuzzar fi Ghara’ib al-Amsar wa Ajaib al-Asfar (Persembahan Seorang Pengamat tentang Kota-Kota Asing dan Perjalanan yang Mengagumkan), biasa disingkat dan dikenal dengan sebutan Rihla (perjalanan).


sumber dari: chairulakhmad.wordpress.com

No comments:

Post a Comment