Allah SWT menegaskan dalam firman-Nya, Katakanlah (Muhammad),
‘Seandainya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, maka pasti habislah lautan itu sebelum selesai (penulisan) kalimat-kalimat Tuhanku,
meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula)
(Al-Kahfi:109).

Sunday 27 October 2013

Warisan yang Terlupakan






Salah satu tabib dan ahli fisika islam Juhanna Ibn. Masawayh (777-857M) atau didunia barat dikenal sebagai Mesue, adalah anak seorang pengusaha toko obat, kemudian menjadi pelopor dalam dasar-dasar farmasi islam dan berhasil membuat simplisia aromatik, yang saat itu baru terkumpul sekitar 30 aromatik, lengkap dengan metode pengamatan dan diagnosa fisik, efek farmakologis Ghaliyyah atau pencampuran aromatik juga telah dipraktekan dengan sublimasi sebagai salah satu bentuk terapi aromatik maupun pembuatan parfum. Kamper yang saat itu dibawa oleh pedagang India dari china , dijadikan sebagai bahan baku obat.

Begitupun berbagai rempah-rempah lain dijadikan bahan penelitian sebagai bahan obat oleh Juhanna Ibn. Masawayh , serta dikembangkannya menjadi berbagai olahan bahan parfum dan bahan dasar ramuan obat herbal. Berkembangnya dunia farmasi sebagai ilmu yang tersendiri melahirkan banyak para filsuf maupun tabib melirik kebidang farmasi untuk menjadi farmasis, mengingat kekhalifahan Islam saat itu sangat liberal terhadap pengembangan ilmu pengetahuan

Juhanna bin. Masawayhtak berhenti mengadakan penelitian berbagai tanaman untuk dijadikan obat sebagai cikal bakal obat herbal masa kini. Sebagai seorang fisikawan ia sangat memahami sifat-sifat alamiah berbagai tanaman yang dapat digunakan untuk penyembuhan melalui metodologi empiris dan analogi.Penemuan terakhirnya yang sangat terkenal adalah ”diet” (puasa) sebagai metode penyembuhan tanpa obat, yang diperkenalkan melalui buku al-Mushajjar al-Kabir sebagai buku utama yang merangkum berbagai cara pengobatan melalui obat dan diet.Muridnya yang bernama Abu Hasan ‘Ali bin. Sahl Rabban at- Tabari (830-877M) dikenal pula sebagai seorang fisikawan, meneruskan jejak Juhanna bin. Masawayhmeneliti dan menulis berbagi buku tentang pengobatan dan tulisannya yang sering dijadikan referensi adalah ”Paradise of Wisdom” terbit pada pertengahan abad ke 8, didalamnya telah merangkum berbagai ilmu tentang ; Manusia, cosmology, embryology, temperamen, psychotherapy, hygiene, diet (puasa), dan berbagai penyakit akut dan kronis termasuk cara penyembuhannya. Suplemen khusus dalam buku tersebut juga membahas cuplikan tulisan Juhanna bin. Masawayh mengenai ; materia medica, cereals, diets (puasa), manfaat dan cara penyembuhan binatang dan organ burung, serta berbagai catatan obat dan metode penggunaannya.

Abu Hasan ‘Ali bin. Sahl Rabban At Tabari menyatakan bahwa upaya penyembuhan tergantung bagaimana cara pemberian obat dengan benar . Disini ia telah mengingatkan pentingnya dosis pada setiap obat yang digunakan, mengingat. Pengenalan dosis saat itu belum diteliti secara ilmiah dan para akhli pengobatan saat itu sering mengambil jalan pintas dalam melakukan penyembuhan atas dasar trial & error atau berdasar pengalaman. Saat itu iapun telah mengetahui dan memilah berbagai kualitas bahan obat antara lain dan dicatat mempunyai kualitas tinggi ; myrobalan (cherry plum) dari wilayah Asia Tengah , Cengkeh dari Pulau Kreta, Aloe (lidah buaya) dari Pulau Socorta, rempah-rempah dari India. Selain dikenal sebagai orang yang memiliki ketelitian dalam penyembuhan, ia mengingatkan pentingnya air dan alat yang digunakan untuk penyembuhan harus steril (At Tabari menggunakan keramik dan air mendidih dalam proses sterilisasi)
Berbagai bahan obat berupa serbuk dari herbal banyak berhasil ia praktekan dalam berbagai penyembuhan, batuk dan saluran pernafasan akut, berbagai penyakit perut, arthritis.

Dalam bukunya tersebut di atas bahkan telah memberi penjelasan tentang tata cara penggunaan opium (mithqal) untuk kepentingan pengobatan.

Pada abad yang sama filsuf islam lainnya yang berhasil mengembangkan ilmu farmasi adalah Al-Aqrabadhintly Sabur bin Sahl yang pertamakali menyusun formularium pengobatan (medical formularium) termasuk tatacara pemberian resep dan dosis, metode dan teknik pencampuran obat bagi setiap penyakit, farmakologi serta administrasi penyusunan formula lengkap dengan manfaat dan efek samping, mengingat saat itu telah terdapat berbagai jenis obat berupa powder, cairan, syrup, ointment, seluruhnya dirangkup dalam ”sabur’s formulary” merupakan compendium yang ditulis sebagai buku panduan bagi farmasis yang memiliki toko obat maupun bagi farmasi yang berada di instalasi rumah sakit.

Sumbangan pemikiran kefarmasian pada abad yang sama datang dari filsuf Arab Ya’qub bin Ishaq al-Kindi yang banyak memberi masukan terkait perhitungan matematik dan astrologi terhadap ilmu pengobatan, kendati pendapatnya dimaksud masih terlalu kuno dan kurang menyentuh secara ilmiah.


sumber dari: corrigensia2010.wordpress.com

No comments:

Post a Comment