Allah SWT menegaskan dalam firman-Nya, Katakanlah (Muhammad),
‘Seandainya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, maka pasti habislah lautan itu sebelum selesai (penulisan) kalimat-kalimat Tuhanku,
meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula)
(Al-Kahfi:109).

Sunday 23 December 2012

Masjid Qiblatain, Madinah






Jangan kaget begitu lihat ada dua mimbar imam salat saat berada di Masjid Qiblatain. Anda tidak salah lihat, masjid yang berada di Jalan Khalid bin Al Walid, Madinah memang terkenal dengan dua arah kibat.

Dulu, sebelum menghadap Kabah, kiblat umat Islam menghadap Baitul Maqdis di Yerussalem. Kemudian, di masjid inilah untuk pertama kalinya arah kiblat diputar menjadi ke arah Kabah.

Saat itu diceritarakan Rasulullah SAW sedang salat berjamaah dengan para sahabat. Kemudian turunlah wahyu Allah kepada Nabi Muhammad SAW untuk memutar arah kiblat dari Baitul Maqdis ke Kabah di Makkah. Mendengar perintah itu, Rasulullah pun langsung memutar arah kiblat.

Untuk mengenang perubahan arah kiblat, maka masjid ini pun diberi nama dengan Masjid Qiblatain. Bukan cuma itu, untuk lebih mengenang dan seolah membawa peziarah yang datang serasa berada di zaman Rasul, mimbar imam ketika salat menghadap Baitul Maqdis masih ada di sana.

Tidak percaya? Datang saja langsung dan lihat sendiri. Mimbar imam yang pertama masih berupa pasir dan tidak ada sajadahnya. Sebaliknya, mimbar yang sekarang dan menghadap Kabah telah memiliki mimbar khusus lengkap dengan sajadah.

Saat ini, Masjid Qiblatain menjadi salah satu destinasi yang tidak boleh dilewatkan para jamaah haji atau pun umrah, terutama saat berada di Madinah. Mereka ingin melihat sendiri bagaimana bentuk saksi bisu perubahan arah kiblat.



sumber dari: kisahrosululloh.wordpress.com

No comments:

Post a Comment