Allah SWT menegaskan dalam firman-Nya, Katakanlah (Muhammad),
‘Seandainya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, maka pasti habislah lautan itu sebelum selesai (penulisan) kalimat-kalimat Tuhanku,
meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula)
(Al-Kahfi:109).

Monday 10 December 2012

ketakutan Insan yang paling berani






Imam al-Zahabi berkata mengenai Umar al-Khattab..

Pada suatu malam, dia keluar mengelilingi ke pelusuk-pelusuk perkampungan di Madinah. Tiba-tiba dia terdengar suara seorang perempuan yang sedang menangis disebalik pintu rumahnya. Umar terdiam sebentar, bersama dengannya adalah Aslam dan Aslam bertanya kepadanya:
“Apa yang terjadi tuan?”
Sementara Umar terus menangis dan berkata:
“Wahai Aslam, mari kita pergi.”
Aslam berkata:
“Kami kembali ke baitulmal milik kaum Muslimin, lalu Umar membawa seguni lemak, seguni minyak dan seguni tepung (gandum).
Umar berkata:
“Tolong letakkan ini di bahuku”
Aslam berkata:
“Wahai Amirul Mukminin, biarkan aku sahaja yang mengangkatnya.”
Umar berkata:
“Apakah engkau akan menanggung dosa-dosaku kelak di hari akhirat?”
Aslam berkata:
“Umar sendiri yang membawanya. Demi Allah swt, aku melihatnya berlari-lari kecil di depanku. Dia masuk ke rumah tersebut dan meminta izin duduk di sudut rumah untuk membuat hidangan makanan malam bagi keluarga itu.”
Maka perempuan itu bertanya kepadanya:
“Siapakah kamu? Semoga Allah swt merahmatimu. Demi Allah, kamu lebih baik daripada Umar.”
Seumpama perempuan itu mengatakan:

Dengan segala rendah hati, layanan dan bantuanmu dalam mempersiapkan urusan rumah tangganya, engkau lebih baik daripada Khalifah Umar al-Khattab. Padahal dia belum mengetahui insan di hadapannya itu adalah Umar al-Khattab.

Aslam berkata:
“Tatkala kami sudah selesai, aku pun pulang bersamanya, sementara azan Subuh mulai kedengaran, lalu dia mendirikan solat Subuh bersama kami. Tatkala dia sampai di bacaan firman Allah swt pada surah as-Shaafat; ayat 24:
“Dan tahanlah mereka (di tempat perhentiannya) karena mereka akan di tanya.”
Umar pun menangis, hingga orang yang berada pada barisan paling akhir dapat mendengar esak tangisannya. Selepas itu, dia sakit selama sebulan karena perasaan takutnya ia kepada Allah.

Begitulah keimanan yang tersangat tinggi oleh Saidina Umar al-Khattab. Dia takut andai ada tanggungjawabnya sebagai khalifah tidak terlaksana dan akan dipersoalkan bila berada di depan Allah kelak. Hingga ke tahap inilah keimanan dan takutnya Umar al-Khattab kepada Allah sedangkan dia sendiri telah dijanjikan oleh Rasulallah saw antara 10 sahabat yang telah di jamin syurga.



sumber dari: madahannan.wordpress.com

No comments:

Post a Comment