Perang Jamal atau Perang Unta berlaku pada 11 Jamadilakhir 36H atau Disember 657M yang mengambil masa tidak sampai sehari. Kemenangan berpihak kepada Khalifah Ali. Peperangan tersebut berlaku Ali menggantikan semua pegawai kerajaan yang merupakan keluarga Uthman bin Affaniaitu Bani Umaiyyah kepada mereka yang cekap dan adil. Ali yang dikenal dengan keadilannya juga mencabut undang-undang yang diskriminatif dan memutuskan untuk membatalkan segala konsesi yang sebelumnya diberikan kepada orang-orang Muhajirin dan menyamaratakan hak umat atas kekayaan baitul mal. Disamping itu, pihak keluarga Bani Umaiyyah menggunakan alasan kemangkatan Khalifah Uthman sebagai alasan untuk menentang pemerintahan Ali.
Hal tersebut mendapat tentangan dari orang yang selama bertahun-tahun menikmati keistimewaan yang dibuat oleh khalifah sebelumnya. Ketidakpuasan itu kian meningkat sampai akhirnya mendorong sekelompok orang untuk menyusun kekuatan untuk melawan beliau. Thalhah, Zubair dan Aisyah berhasil mngumpulkan pasukan yang cukup besar di Basrah untuk bertempur melawan khalifah Ali bin Abi Thalib.
Mendengar adanya pemberontakan itu, Ali turut mengerahkan pasukannya. Kedua pasukan saling berhadapan. Ali terus berusaha membujuk Thalhah dan Zubair agar mengurungkan rencana berperang. Beliau mengingatkan keduanya akan hari-hari manis saat bersama Rasulullah S.A.Wdan berperang melawan pasukan kafir.
Walaupun ada riwayat yang menyebutkan bahawa imbauan Ali itu tidak berhasil menyedarkan kedua sahabat Nabi itu, tetapi sebahagian sejarawan menceritakan bahawa ketika Thalhah dan Zubair mendengar teguran Ali, bergegas meninggalkan medan perang.
Perang tak dapat dihindarkan. Ribuan nyawa melayang sia-sia, hanya kerana ketidakpuasan hati sebahagian orang terhadap keadilan yang ditegakkan oleh Ali. Pasukan Ali berhasil mengalahkan pasukan yang dikepalai Aisyah, yang ketika itu menunggang unta. Perang Jamal atau Perang Unta berakhir setelah unta yang dinaiki oleh Aisyah tertusuk tombak dan jatuh terkapar.
Sebagai khalifah yang bijak, Ali memaafkan mereka yang sebelum ini menghunus pedang untuk memeranginya. Aisyah juga dikirim kembali keMadinah dengan dikawal oleh sepasukan wanita bersenjata lengkap. Fitnah pertama yang terjadi pada masa kekhalifahan Ali berjaya dipadamkan. Namun masih ada kelompok-kelompok lain yang menghunus pedang melawan Ali yang oleh Rasulullah SAW disebut sebagai poros kebenaran.
Pada malam harinya (Perang Jamal berlangsung pada malam
hari) kaum munafiquunmenyusup ke barisan sahabat Thalhah ra. dan Zubair ra. dan
melakukan penyerangan mendadak. Karena merasa diserang maka kubu Thalhah ra. dan
Zubair ra. balas menyerang ke pasukan Ali bin Abi Thalib ra dan perang besar pun
tak terhindarkan.Perang ini disebut Perang Jamal dan berakhir dengan kemenangan
Ali bin Abi Thalib ra. dan meninggalnya 2 orang sahabat yang dijamin masuk surga
yaitu Thalhah ra. dan Zubair ra.
Sahabat Muawiyyah ra. yang pada waktu itu masih menjadi Gubernur di Damaskus menggerakan pasukannya menuju Madinah dengan tuntutan yang sama yaitu menyegerakan mengqishas pembunuh Utsman bin Affan ra.
Karena keadaan yang semakin kacau Ali bin Abi Thalib ra. tidak dapat memenuhi tuntutan tersebut lalu terjadilah perang yang berikutnya yang dikenal dengan nama Perang Shiffin yang berakhir dengan gencatan senjata meskipun pada waktu itu Ali bin Abi Thalib ra. hampir memenangkan pertempuran tersebut. Lalu Muawiyyah ra. kembali ke Damaskus dan tetap menolak membaiat Ali bin Abi Thalib ra. sebagai Khalifah (Lalu sebagian kaum muslimin membaiat Muawiyyah ra. sebagai Amirul Mukminin)
Dan pada itu negara Islam terbagi 2 yaitu Ali bin Abi Thalib ra di Madinah dan Muawiyyah ra. di Damaskus. Pada kondisi tersebut ada sebagian kecil kaum muslimin yang tidak puas kepada keduanya, dan kaum muslimin yang tidak puas kepada Ali ra. dan Muawiyyah ra. mereka membentuk firqah baru (inilah firqah pertama dalam Islam, disusul Syiah, Mutazilah, Murjiah, Jahmiyyah, Qadariyyah, Jabariyyah dan lain sebagainya) yang disebut sebagai Khawarij dan mereka mengkafirkan kedua sahabat nabi tersebut.
Lalu kaum Khawarij mengutus pembunuh kepada keduanya, namun qadarullah hanya Ali bin Abi Thalib ra yang terbunuh, sedangkan percobaan pembunuhan terhadap Muawiyyah ra. dapat digagalkan.
sumber dari: jaksa-yadim.blogspot.com
No comments:
Post a Comment