Ada beberapa bacaan yang cukup banyak untuk kita nikmati diantaranya masyarakat yang menceritakan kisah Sayyidina Umar r.a. konon telah membunuh seorang anak perempuan dan menanamnya hidup-hidup, seperti sebuah buku berjudul “ Sepuluh Shahabat Dijamin Ahli Surga ” oleh Muhammad Ali Quthub, terbitan Pustaka Nasional Pte. Ltd (1984), hal. 50-51.
Dua artikel berkenaan cerita ini telah disiarkan dalam Akhbar Harakah. Satunya disiarkan sebagai bahan bacaan untuk kanak-kanak di ruangan BESTARI ( Harakah, 18 Disember 1998 ) dan satu lagi artikel hasil penyelidikan satu kumpulan yang memakai nama ILHAM ( Harakah, 30 Nov 1998 ) . Keduanya mengandung cerita yang sama dengan meskipun dengan sedikit perbedaan .
Jika cerita seperti itu disebarkan oleh musuh Islam, tentu sekali tiada maksud lain bagi mereka melainkan untuk memburuk-burukkan Sayyidina Umar r.a. yang merupakan shahabat karib Rasulullah s.a.w. dan khalifah agung umat Islam.
Jika cerita seperti ini disebarkan oleh mereka dari kalangan Ahli Sunnah wal-Jamaah, pada pandangan penulis, ada dua kemungkinan yang mendorong mereka untuk menyebarkannya.
Pertama, karena jahil dan kedua, adalah karena menganggap kisah ini berlaku sewaktu Sayyidina Umar r.a. berada di zaman jahiliyyah.
Apa susahnya andaikata semasa zaman jahiliyyah itu, Sayyidina Umar r.a. telah melakukan perbuatan demikian! Selain itu bukankah ini menunjukkan kehebatan Islam dengan kemampuannya yang luar biasa dapat mengubah dan membentuk pribadi manusia sehingga manusia yang sekejam Sayyidina Umar r.a. itu pun telah menjadi sebaik-baik manusia malah menjad pemimpin Islam contoh untuk umat Islam ?
Bagi penulis, tidaklah masalah soal kehebatan Islam dalam mengubah kehidupan manusia karena itupun telah pun terbukti melalui banyak riwayat-riwayat yang shahih tetapi bagaimana dengan cerita kekejaman Sayyidina Umar r.a. ini ? Apakah kedudukannya ? Apakah cerita ini memang mempunyai dasar ataukah hanya dongeng dan cerita rekaan semata-mata ?
Alangkah baiknya kepada para pembaca sekiranya penulis-penulis buku dan artikel-artikel ini menyebutkan kitab-kitab rujukan kisah ini supaya amanah ilmiah yang mereka bawakan kepada orang banyak itu disampaikan dengan penuh tanggung jawab.
Kisah ini tidak akan dapat pernah ditemui walaupun hanya bayangannya saja di dalam kitab-kitab hadits atau kitab-kitab sejarah yang muktabar ! Tentu sekali cerita ini dibuat oleh musuh-musuh Islam tetapi sungguh malang sekali apabila kita sebagai umat Islam menerima apa saja yang disodorkan dalam cerita atau kisah-kisah shahabat padahal Rasulullah s.a.w. telah pun bersabda, “Cukuplah seseorang itu menjadi pendusta apabila ia menceritakan apa saja yang didengarnya.” ( Hadits Riwayat Muslim)
Tujuan penulis membetulkan artikel-artikel ini tidak lain adalah untuk memelihara kesucian sejarah hidup Rasulullah s.a.w. Juga untuk memberi peringatan kepada umat Islam umumnya, pendakwah-pendakwah, penulis-penulis dan guru-guru agama khususnya supaya berhati-hati apabila membawa sesuatu kisah berhubung dengan Rasulullah s.a.w. dan shahabat-shahabat baginda s.a.w. kerana mereka adalah cermin agama Islam.
Supaya lebih jelas kepada para pembaca, penulis tuliskan kembali bagian terpenting dari kisah Sayyidina Umar r.a. mengubur hidup-hidup anak perempuannya (sebagaimana yang disebarkan dalam akhbar di atas).
sumber dari: thesaltasin.wordpress.com
No comments:
Post a Comment