Allah SWT menegaskan dalam firman-Nya, Katakanlah (Muhammad),
‘Seandainya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, maka pasti habislah lautan itu sebelum selesai (penulisan) kalimat-kalimat Tuhanku,
meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula)
(Al-Kahfi:109).

Saturday 28 December 2013

Riwayat Angka Nol







Pada saat yang hampir bersamaan, ketika “algebra” sedang diterjemahkan. John dari Seville membuat sebuah versi bahasa Latin terkenal yang merupakan penyesuaian dari karyanya sendiri atau karya beberapa penulis muslim, yang telah hilang dalam versi bahasa Arab kecuali “Kitab Hisab al-Adab al-Hindi”. Karya John dari Seville itu berjudul “Liber Alghoarisme de Pratica arismetrice”.

Hubungan-hubungan yang ada diantara beberapa karya Abad Pertengahan yang berasal dari karangan al-Khawarizmi tampaknya masih kurang memadai. Namun semuanya mempunyai karakteristik umum, sehingga mereka menjelaskan bagaimana bekerja dengan sejumlah angka-angka dan bilangan-bilangan Arab yang pernah terkenal pada abad ke-3H/ke-9M. di semenanjung Iberia. Mengenai angka-angka ini, sarjana-sarjan abad pertengahan menemukan berbagai macam etimologi dan legenda-legenda. Gasper Tejada, misalnya menegaskan bahwa “Nol itu bukanlah sebuah tanda melainkan suatu ruang kosong”. Ini merupakan sebuah ide yang didapatkan jauh lebih awal dalam “Mafatih al-Ulum” atau “Keys of the Science”.

Angko nol atau kosong, dalam bahasa Arab disebut sifr. Dengan angka ini kita dapat menghitung puluhan, ratusan, ribuan dan seterusnya. Sebelum angka nol ditemukan atau diciptakan oleh orang Islam, orang menggunakan abacus sempoa semacam daftar yang merupakan jadwal dimana ditunjukan satuan puluhan, ratusan dan seterusnya untuk menjaga agar setiap angka tidak saling tertukar dari tempat yang telah ditentukan dalam hitungan. Sayang sekali bahwa abacus ini kurang populer dikalangan pemakai. Terbukti ketika Boethius dan Gerbert mencoba memperkenalkannya di Barat pada sekitar abad ke-10 M. ternyata kurang mendapat perhatian. Orang malah meniggalkannya dan berganti memakai raqam al-binji penemuan Al-Khawarizmi. Orang Islam membawa angka ini bersama dengan angka nol, yang baru menggunakannya setelah kira-kira 250 tahun dipakai orang Islam sendiri. Yang mungkin perlu ditelusuri lebih lanjut adalah mengenai penggunaan titik kecil sebagai pengganti angka nol yang hingga kini tetap terpakai dalam penulisan angka Arab

Sebuah karangan Al-Khawarizmi yang dianggap penting juga telah disalin ke dalam bahasa Latin oleh Prince Boncompagni dengan judul “Trattati d’ Arithmetica”. Buku tersebut membahas beberapa soal hitungan dan asal-usul angka, serta sejarah angka-angka yang sekarang ini kita gunakan. Buku terbit di Roma pada tahun 1857 M.


Bentuk actual angka-angka yang kurang penting untuk operasi-operasi digambarkan dalam “Liber Alghoarismi”, namun operasi-operasi tersebut dilakukan dengan cara 9 atau 10 simbol-simbol yang secara tidak langsung menyatakan suatu penyetahuan tentang aturan-aturan yang diuraikan secara terperinci oleh Al-Khawarizmi. Di Spanyol cara ini telah dikenal sekitar abad ke-10M, yang membuktikan adanya suatu cara penulisan bilangan dengan system posisional dengan dasar 10. dengan hal bentuk angka-angka yang digunakan pada waktu itu, sementara masih dilacak terus.



sumber dari: banggundul.web.id

No comments:

Post a Comment