Allah SWT menegaskan dalam firman-Nya, Katakanlah (Muhammad),
‘Seandainya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, maka pasti habislah lautan itu sebelum selesai (penulisan) kalimat-kalimat Tuhanku,
meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula)
(Al-Kahfi:109).

Friday 1 November 2013

Pikiran dan Perjuangannya







“Banyak sekali imam-imam Islam yang memberikan pujian kepada Ibnu Taimiyyah ini, di antaranya: Al Hafizh al Mizzy, lbnu Daqiqil ‘led, Abu Hayyan An Nahwy, at Hafizh lbnu Sayyidin-nas, Al Hafizh Az Zarnlakaniy, Al Hafizh Adz Dzahaby dan imam-imam lainnya”, demikian kata al Alamah Asy’Syaikh al Karamy al Hambaly dalam kitabnya al-Kawakib ad Dar ary.

Ibnu Daqiqil Ied berkata: “Setelah aku berkumpul dengannya, kulihat beliau adalah seseorang yang Semua ilmu ada di depan matanya. Dan aku pun pernah berkata kepadanya: Aku tidak pernah menyangka akan tercipta manusia Seperti engkau”.

Al Mizzy berkata: “Aku belum pernah melihat orang seperti lbnu Taimiyyah dan belum pernah ada orang yang lebih berilmu terhadap kitabullah dan sunnah Rasul-Nya serta lehih ittiha’ dibandingkan dia”.

Adz Dzahaby berkata: “Dia (Ibnu Taimiyyah) adalah lambang kecerdasan dan kecepatan memahami, paling hehat pemahamanya terhadap al-Qur’an dan Sunnah Nabi serta perbedaan pendapat, dan tautan dalil naqli. Path zamannya, beliau adalah merupakan satu-satunya baik dalam hal keilmuan, zuhud, keberanian, kemurahan, amar ma’ruf, nahi munkar dan banyaknya buku-buku yang disusun serta penguasaannya yang semprna terhadap hadits dan fiqih”.

Maka dengan penguasaannya yang sempurna terhadap beberapa bidang ilmu, terutama dalam tafsir, tauhid, hadits dan fiqih, tidaklah berlebihan kalau al Qadhi lbnu al Hariry berkata: “Bila lbnu Taimiyyah bukan Syaikhul Islam, lalu siapakah dia?”.

Pikiran dan Perjuangannya

Sungguh lbnu taimiyyah bukanlah seorang ulama yang mengurung diri, mengisolir dan disibukkan oleh hafalan dan ilmunya, akan tetapi beliau juga Seorang patriot yang ahli bermain kuda. Beliau adalah pembela tiap jengkal tanah ummat Islam dan kezhaliman musuh dengan pedangnya, sebagaimana halnya beliau membela aqidah dan ibadah ummat dengan lisan dan penanya.

Ketika pasukan Tartar menyerang Syam dan mengepung sekitarnya, dengan berani lbnu Taimiyyah berteriak memberikan komando kepada ummat Islam supaya bangkit melawan serbuannya yang memang laksana badai ditiup angin dahsyat. Dalam kancah pertempuran besar itu tak henti-hentinya Ibnu Taimiyyah berteriak keras memberikan komando untuk menyerbu dan memberi peringatan keras supaya tidak lari…. Akhirnya dengan idzin dan taqdir Allah, pasukan Tartar pun berhasil dihancurkan, maka selamatlah negeri Syam, Patestina, Mesir dan Hijaz.

Sedang mengenai perjalanan intelektual Ibnu Taimiyyah, terutama ketika menghadapi sesuatu yang menyerupai sebuah konvensi (peruhahan agama), maka hempasan-hempasan pikirannya selain beliau lontarkan dalarn bentuk lisan (da’wah) juga tidak sedikit yang ditumpahkan dalam bentuk tulisan baik berupa susunan, karangan ataupun kritikan.

Maka, seperti kitab Min hajus Sunnah yang kemudian diringkas oleh Adz Dzahaby dengan judul Al Muntaqa min Minhajil I’tidal, ia sebuah tulisan khusus (4 juz) yang sarat dengan kritikan-kritikannya terhadap beberapa aliran.

Hampir semua aliran Islam yang muncul saat itu, beliau kritik dan dituangkannya ke dalam berbagai tulisan. Sehingga tidak ada satu aliran pun yang luput dari sorotan dan kritikan beliau yang memang kenyataannya berlebihan dan melampaui batas. Syiah misalnya, beliau dengan hujjahnya yang kuat dan kefaqihannya yang tinggi mengikis hahis paham-paham atau ajaran yang ditimbulkannya. Sehingga dari sikapnya itu, beliau harus menanggung risiko; dicerca dan difitnah.

Risiko tinggal risiko, bagi Ibnu Taimiyyah ia adalah Sebuah sunnah para pejuang. Maka beliau pun tidak pernah bergeming di dalam menyuarakan al Haq, serta berusaha untuk menghidupkannya hingga titik penghabisan. 


sumber dari: fyqry77comicsans.blogspot.com

No comments:

Post a Comment