Allah SWT menegaskan dalam firman-Nya, Katakanlah (Muhammad),
‘Seandainya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, maka pasti habislah lautan itu sebelum selesai (penulisan) kalimat-kalimat Tuhanku,
meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula)
(Al-Kahfi:109).

Thursday 2 January 2014

penulis buku al-Kitab al-Maliki




[AL-MAJUSI, Abdul-Hasan Ali Ibn Abbas (died 994]. HALY ABBAS.  Liber totius medicine necessaria continens quem sapientissimus... Lyons: Jacobi Myt, 1523.


Ali bin Al-Abbas al-Majusi (Haly Abbas, w. 994 M), hidup di masa Dinasti Abbasiyah yang awalnya menganut ajaran Zoroaster, sebagaimana terlihat dari namanya, al-Majusi dikenal sebagai penulis buku al-Kitab al-Maliki (Liber regius), yang ia tulis untuk raja Buwayhi, Adhud al-Dawlah Fanna Khusraw, yang memerintah antara 949-983 M. karya in yang disebut juga Kamil al-Shina’ah al-Thibiyyah, sebuah “kamus penting yang meliputi pengetahuan dan praktik kedokteran”, lebih ringkas daripada al-Hawi (buku karya al-Razi), dan dipelajari dengan lebih bersemangat hingga digantikan oleh karya yang muncul berikutnya, yang ditulis oleh Ibnu Sina, yakni Al-Qanun. Bagian terbaik dari buku al-Maliki membahas mengenai makanan bergizi dan perawatan medis (materia medica). Diantaranya sumbangan utamanya adalah konsep awal tentang sistem pembuluh darah kapiler dan pembuktian bahwa pada saat persalinan, seorang bayi tidak keluar dengan sendirinya, tapi didorong oleh kontrkasi otot dalam rahim.

Al-Majusi menekankan pentingnya diet yang benar, mandi, istirahat dan berolahraga untuk mendapatkan badan dan pikiran yang sehat, dan ditulisnya mengenai kaitan psikologi dan pengobatan. Dia menggarisbawahi pentingnya psikoterapi dalam menangani penyakit-penyakit psikosomatis, salah satunya disebutkan dengan cinta yang tak berbalas. Tulisan-tulisannya mengenai racun, termasuk gejala dan penangkalnya manandai dimulainya ilmu toksikologi di zaman pertengahan. Dia juga menulis penggunaan obat berkandungan opiate, juga permasalahan seputar kecanduan obat sebagai bagian dari pembahasan umumnya mengenai pengobatan dan dia juga mengangkat soal kemoterapi. Al-Majusi menentang kontrasepsi, dan dia menganjurkan para dokter dan mahasiswa kedokteran untuk menjunjung tinggi standar etika kedokteran, sebagaimana yang disebutkan dalam sumpah Hipocrates.



sumber dari: iamproudtobemuslim.wordpress.com

No comments:

Post a Comment